BAB
I
TINJAUAN
TEORI
1.1
Definisi Hematoma
· Hematoma adalah koleksi (kumpulan) dari darah
diluar pembuluh darah yang terjadi karena dinding pembuluh darah, arteri, vena
atau kapiler, telah dirusak dan darah telah bocor kedalam jaringan-jaringan
dimana ia tidak pada tempatnya. ( www.ratihrohmad.wordpres.com )
· Hematoma terjadi
karena kompresi yang kuat disepanjang traktus genitalia, dan tampak sebagai
warna ungu pada mukosa vagina atau perineum yang ekimotik. ( www.majalah-farmacia.com )
· Istilah hematoma menggambarkan darah yang telah
menggumpal. ( Kamus kedokteran, 2007 )
1.2
Tipe-tipe Hematoma
Hematoma seringkali digambarkan berdasarkan lokasi mereka. Hematoma
mungkin terjadi dimana saja dalam tubuh. Tidak perduli bagaimana hematoma
digambarkan atau dimana ia berlokasi, ia tetap koleksi (kumpulan) dari
darah-darah yang menggumpal diluar pembuluh darah. Hematoma yang paling
berbahaya adalah yang terjadi didalam tengkorak. Karena tengkorak adalah kotak
yang tertutup, segala yang mengambil ruang meningkatkan tekanan didalam kotak
itu dan berpotensi mengganggu kemampuan otak untuk berfungsi. Tipe Hematoma
berdasarkan lokasi yaitu :
a.
Epidural hematoma terjadi karena trauma, seringkali pada pelipis (temple), dimana
arteri meningeal tengah berlokasi. Perdarahan berakumulasi dalam ruang
epidural, diluar 'dura' yang adalah lapisan dari otak. Karena cara dura melekat
pada tengkorak, hematomas kecil dapat menyebabkan tekanan yang signifikan dan
luka otak.
b.
Subdural hematoma juga terjadi karena trauma namun luka biasanya pada vena-vena
dalam otak. Ini menyebabkan kebocoran darah yang lebih lambat, yang memasuki
ruang 'subdural' dibawah dura. Ruang dibawah dura memunyai lebih banyak ruang
untuk darah berakumulasi sebelum fungsi otak menderita. Ketika orang-orang
menua, mereka kehilangan beberapa jaringan otak dan ruang subdural adalah
relatif lebih besar. Perdarahan kedalam ruang subdural mungkin adalah sangat lambat,
berangsur-angsur berhenti, dan tidak menyebabkan gejala-gejala akut. Hematoma
subdural kronis ini seringkali ditemukan secara kebetulan pada computerized
tomography (CT) scans sebagai bagian dari evaluasi pasien untuk kebingungan
atau karena kajadian traumatic lain yang terjadi.
c.
Intracerebral hematoma terjadi didalam jaringan otak sendiri.
Intracerebral (intra= didalam + cerebrum=otak) hematoma mungkin disebabkan oleh
perdarahan dari tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol,
kebocoran atau pecahnya aneurysm, trauma, tumor atau stroke.
d.
Scalp hematoma terjadi diluar tengkorak dan seringkali dapat dirasakan sebagai
benjolan pada kepala. Karena luka adalah pada kulit dan lapisan-lapisan otot
diluar tengkorak, hematoma sendiri tidak dapat menekan pada otak. Bagaimanapun,
hematoma kulit kepala memberi sinyal bahwa telah ada luka kepala dan adalah
penting untuk memastikan bahwa perdarahan dalam telah tidak terjadi didalam
tengkorak. Ada keberagaman petunjuk-petunjuk tersedia pada dokter untukmembantu
dalam menilai apakah pasien akan memerlukan pengujian lebih lanjut untuk
menyelidiki segala perdarahan dalam otak.
e.
Aural atau ear hematoma mungkin terjadi jika luka menyebabkan perdarahan pada helix bagian
luar atau struktur tulang muda telinga. Seringkali disebut boxer's, wrestler's
ear, atau cauliflower ear, darah terperangkap antara lapisan yang tipis dari
kulit dan tulang rawan sendiri. Karena tulang rawan telinga mendapatkan pasokan
darahnya secara langsung dari kulit yang terletak diatasnya, hematoma dapat
mengurangi aliran darah yang menyebabkan bagian-bagian dari tulang rawan
mengerut atau melayu dan mati. Skenario ini berakibat pada telinga yang
berbenjol dan berubah bentuk.
f.
Septal hematoma terjadi dengan trauma hidung. Septal hematoma mungkin terbentuk
berhubungan dengan hidung yang patah. Jika tidak dikenali dan dirawat, tulang
rawan dapat terurai dan menyebabkan perforasi (pelubangan) dari septum.
g.
Orthopedic injuries seringkali dihubungkan dengan pembentukan hematoma. Tulang-tulang
adalah struktur-struktur yang sangat vaskular karena sumsum adalah dimana
sel-sel darah dibuat. Patah-patah tulang selalu dihubungkan dengan hematomas
pada tempat patah tulang. Patah-patah tulang dari tulang-tulang yang panjang
seperti paha (femur) dan lengan bagian atas (humerus) dapat
dihubungkan dengan jumlah perdarahan yang signifikan, adakalanya sampai satu
unit darah atau 10% dari pasokan darah tubuh.
h.
Pelvic bone fractures dapat juga berdarah secara signifikan karena ia mengambil jumlah
yang besar dari tenaga untuk mematahkan tulang-tulang ini dan adalah sangat
sulit untuk menekan area untuk mengurangi jumlah perdarahan. Pelvic hematomas
tersembunyi dan jumlah kehilangan darah mungkin sulit untuk dinilai.
i.
Intramuscular hematoma dapat menjadi sangat menyakitkan yang disebabkan oleh jumlah
pembengkakan dan peradangan. Beberapa otot-otot dikelilingi oleh pita-pita yang
kuat dari jaringan-jaringan. Jika cukup perdarahan terjadi, tekanan didalam
kompartmen-kompartmen dapat meningkat ke titik dimana 'compartment syndrome'
dapat terjadi. Pada situasi ini, pasokan darah dari otot dikompromikan dan otot
dan struktur-struktur lain seperti syaraf-syaraf dapat menjadi rusak secara
permanen. Ini paling umum terlihat pada kaki bagian bawah dan lengan bagian
bawah.
j.
Subungual hematoma adalah akibat dari luka-luka ruam pada jari-jari tangan atau
jari-jari kaki. Perdarahan terjadi dibawah kuku tangan atau kuku kaki dan
karena ia terperangkap, tekanan membangun yang menyebabkan nyeri. Trephination,
atau pemboran lubang melalui kuku untuk mengeluarkan gumpalan darah,
membebaskan tekanan dan membebaskan luka. Kuku yang baru tumbuh melalui waktu.
k.
Memar-memar dan luka-luka memar (contusions) dari kulit (ecchymosis) adalah istilah-istilah
yang menggambarkan subcutaneous hematoma. Ini terjadi disebabkan oleh
trauma atau luka-luka pada pembuluh-pembuluh darah superficial dibawah kulit.
Individu-individu yang meminum obat-obat anti-coagulant adalah lebih cenderung
pada subcutaneous hematomas.
l.
Intra-abdominal hematoma dan hemorrhage mungkin disebabkan oleh keberagaman dari luka-luka
atau penyakit-penyakit. Tidak perduli bagaimana darah sampai kedalam perut,
penemuan klinis adalah peritonitis (iritasi dari lapisan perut).
Hematomas mungkin terjadi pada organ-organ yang padat seperti hati, limpa, atau
ginjal. Mereka mungkin terjadi didalam dinding-dinding dari usus besar (bowel),
termasuk usus kecil (duodenum, jejunum, ileum) atau usus besar (colon).
Hematomas munkin juga terbentuk didalam lapisan perut yang disebut peritoneum
atau dibelakang peritoneum dalam ruang retroperitoneal (retro=belakang).
m.
Mengeluarkan gumpalan-gumpalan atau hematoma adalah keluhan yang umum ketika wanita-wanita
menstruasi. Darah dapat berakumulasi dalam vagina sebagai bagian dari mens-mens
yang normal dan sebagai gantinya mengalir keluar segera, ia mungkin membentuk
gumpalan-gumpalan darah kecil. Mengeluarkan gumpalan-gumpalan darah setelah
melahirkan bayi juga adalah relatif umum. Bagaimanapun, perdarahan vagina dan mengeluarkan
gumpalan-gumpalan darah atau hematomas ketika hamil adalah tidak normal dan
harus menjadi tanda untuk mencari perhatian medis.
1.3 Penyebab Hematoma
Trauma adalah penyebab yang paling umum dari
hematoma.
Hematoma terjadi
karena kompresi yang kuat disepanjang traktus genitalia, dan tampak sebagai
warna ungu pada mukosa vagina atau perineum yang ekimotik. Hematoma
yang kecil diatasi dengan es, analgesik dan
pemantauan yang terus menerus. Biasanya hematoma ini dapat diserap kembali
secara alami.
Perdarahan
Postpartum akibat Laserasi /Robekan Jalan Lahir.
- Robekan jalan lahir merupakan
penyebab kedua tersering dari perdarahan postpartum. Robekan dapat terjadi
bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan postpartum dengan uterus yang
berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh robekan servik
atau vagina.
- Robekan Serviks.
Persalinan Selalu mengakibatkan robekan serviks
sehingga servik seorang multipara berbeda dari yang belum pernah melahirkan
pervaginam. Robekan servik yang luas menimbulkan perdarahan dan dapat menjalar
ke segmen bawah uterus. Apabila terjadi perdarahan yang tidak berhenti,
meskipun plasenta sudah lahir lengkap dan uterus sudah berkontraksi dengan
baik, perlu dipikirkan perlukaan jalan lahir, khususnya robekan servik uteri.
- Robekan
Vagina
Perlukaan
vagina yang tidak berhubungan dengan luka perineum tidak sering dijumpai.
Mungkin ditemukan setelah persalinan biasa, tetapi lebih sering terjadi sebagai
akibat ekstraksi dengan cunam, terlebih apabila kepala janin harus diputar.
Robekan terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan
speculum
-
Robekan Perineum
Robekan perineum terjadi pada hampir
semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya.
Robekan perineum umumnya terjadi digaris tengah dan bisa menjadi luas apabila
kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasa,
kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar
daripada sirkum ferensia suboksipito bregmatika. Laserasi pada traktus
genitalia sebaiknya dicurigai, ketika terjadi perdarahan yang berlangsung lama
yang menyertai kontraksi uterus yang kuat.
1.4 Patofisiologi
Perdarahan
dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta atau uterus yang membentuk hematoma di desidua, sehingga plasenta terdesak
dan akhirnya terlepas. Perdarahan berlangsung terus menerus karena otot uterus
yang telah meregang oleh kehamilan tidak mampu lebih berkontraksi untuk
menghentikan perdarahan. Akibatnya, hematoma
retroplasenter akan bertambah besar, sehingga sebagian dan akhirnya seluruh
plasenta terlepas dari dinding uterus. Sebagian darah akan menyelundup di bawah
selaput ketuban keluar dari vagina, atau menembus selaput ketuban masuk ke
dalam kantong ketuban, atau ekstravasasi di antara serabut-serabut otot uterus.
Apabila ekstravasasinya berlangsung hebat, seluruh permukaan uterus akan
berbercak biru atau ungu dan terasa sangat tegang serta nyeri. Hal ini disebut uterus
couvelaire. Nasib janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dari
dinding uterus. Apabila sebagian besar atau Solusio plasenta terjadi sekitar 1
% dari semua kehamilan di seluruh dunia. Solusio plasenta terjadi sekitar 1 %
dari semua kehamilan di seluruh dunia pelayanan kesehatan, dan sosioekonomi.
Salah satu faktor reproduksi ialah usia ibu
hamil dan paritas. Pengenalan hematoma
tergantung pada derajat hematoma (besar
dan lamanya) serta keahlian operator.
1.5 Gejala-Gejala Dari Hematoma
Tanda dan
gejala hematoma :
Hematoma tidak selalu tampak dan bahkan bisa
terletak di antara jahitan, tapi tanda
atau gejala biasanya seperti berikut :
ü
Nyeri berat pada vagina atau
vulva atau rectal
ü
Tekanan pada vagina atau vulva
atau rectal tak henti-henti
ü
Tampak masa yang membuat deviasi
vagina dan rectum
ü
Pemeriksaan internal mungkin
tidak bisa ditoleransi karena menyebabkan nyeri yang tidak tertahan bagi ibu,
yang dengan sendirinya membantu mendiagnosis hematoma
ü
Tanda lain meliputi :
pembengkakan yang berubah warna dan terisi darah, jaringan edema, tanda syok
hipovolemik
( Vicky Chapman, 2006 )
Tanda dan gejala :
VAGINA/VULVA
ü
Tekanan pada perineum, vagina,
uretra, kandung kemih dan rectum
ü
Nyeri berat
ü
Tegang, bengkak yang berfluktuasi
ü
Perubahan warna dari biru sampai
biru kehitaman
Ligamen Yang meluas
ü
Nyeri pada uterus bagian lateral,
sensitive pada palpasi
ü
Nyeri pada panggul
ü
Terasa menonjol pada pemeriksaan
rectum bagian atas
ü
Distensi abdomen
ü
Daerah jaringan yang teraba
secara lateral berada diatas tepi panggul
( Helen Varney, 2002 )
Hematoma
menyebabkan iritasi dan peradangan. Gejala-gejala tergantung pada lokasi mereka
dan apakah ukuran dari hematoma atau pembengkakan dan peradangan yang
berhubungan menyebabkan struktur-struktur yang berdekatannya terpengaruh.
Gejala-gejala umum dari peradangan termasuk kemerahan, nyeri, dan bengkak. Pada
umumnya, superficial hematomas dari kulit, jaringan lembut, dan otot cenderung
hilang melalui waktu. Tekstur awal yang keras dari gumpalan darah
berangsur-angsur menjadi lebih seperti spon dan lembut karena gumpalan yang
terurai oleh tubuh bentuknya berubah ketika cairan mengalir hilang dan hematoma
merata. Perubahan-perubahan warna dari memar yang ungu-biru ke kuning-kuning
dan coklat-coklat ketika kimia-kimia darah secara berangsur-angsur dikeluarkan
dan hematoma menghilang. Tergantung pada lokasinya, pelunturan-pelunturan warna
mungkin berjalan melalui bidang-bidang jaringan yang berbeda oleh gaya berat.
Contohnya, hematoma dahi mungkin menyebabkan memar dibawah mata-mata dan nampak
berjalan ke leher ketika ia menghilang melalui waktu. Intracranial, epidural,
subdural, dan intracerebral hematoma
seringkali
memerlukan neurosurgical intervention untuk menstabilkan luka.
1.6 Komplikasi-Komplikasi Dari Hematoma
Hematoma menyebabkan pembengkakan dan peradangan. Adalah seringkali dua
konsekuensi-konsekuensi ini yang menyebabkan iritasi dari organ-organ dan
jaringan-jaringan yang berdekatan dan menyebabkan gejala-gejala dan
komplikasi-komplikasi dari hematoma. Satu komplikasi yang umum dari semua
hematomas adalah risiko infeksi. Sementara hematoma terbentuk dari darah tua,
ia tidak mempunyai pasokan darah sendiri dan oleh karenanya berisiko untuk
kolonisasi dengan bakteri-bakteri.
1.7 Penanganan
1. Penanganan hematoma
-
Untuk ukuran kecil kurang dari
3 cm, observasi dan analgesi adalah tindakan yang dilakukan
-
Untuk hematoma yang lebih
besar, analgesia dan tindakan segera adalah penting
-
Kebanyakan hematoma memerlukan
intervensi bedah yaitu insisi drainase, dan pengikatan pembuluh darah, diikuti
dengan tampon atau penjahitan bila jaringan tidak terlalu rapuh atau rusak.
Seharusnya dilakukan dengan menggunakan anastesia yang sesuai. Antibiotika
dapat diresepkan
-
Tangani hipovolemi bila ada
-
Diagnosis segera perlu
dilakukan
-
Pindah ke rumah sakit dengan
ambulans paramedis
2. Penanganan Hematoma vulva
-
Penangann hematoma tergantung pada lokasi dan besarnya hematoma.
Pada hematoma yang kecil tidak perlu tindakan operatif, cukup dilakukan kompres
-
pada hematoma yang besar lebih-lebih disertai dengan anemia dan
presyok, perlu segera dilakuakn pengosongan hematoma tersebut. Dilakukan
sayatan disepanjang bagian hematoma yang paling teregang. Seluruh bekuan
dikeluarkan sampai kantong hematoma kosong. Dicari sumber perdarahan,
perdarahan dihentikan dengan mengikat atau menjahit sumber perdarahan tersebut.
Luka sayatan kemudian dijahit. Dalam perdarahan difus dapat dipasang drain atau
dimasukkan kassa steril sampai padat dan meninggalkan ujung kassa tersebut
diluar (tamponade)
-
Robekan
dinding vagina
Pada prinsipnya sama dengan robekan yang lain
yaitu robekan dijahit, namun jika terjadi kolporeksis dan fistula visikovaginal
sebaiknya dilakukan dikamar operasi
-
Robekan
cerviks
Robekan serviks paling sering
terjadi pada jam 3 dan 9. bibir depan dan bibir belakang servik dijepit dengan
klem fenster (gambar 4.3) kemudian serviks ditariksedidikit untuk menentukan
letak robekan dan ujung robekan. Selanjutnya robekan dijahit dengan catgut
kromik dimulai dari ujung untuk menghentikan perdarahan.
(http://igdrembang.blogspot.com/2009/05/perlukaan-jalan-lahir.html)
3. Dengan
adanya perdarahan yang keluar pada kala III, bila tidak berkontraksi dengan
kuat, uterus harus diurut :
-
Pijat dengan lembut boggi uterus,
sambil menyokong segmen uterus bagian bawah untuk menstimulasi kontraksi dan kekuatan
penggumpalan.
Waspada terhadap kekuatan pemijatan.
Pemijatan yang kuat dapat meletihkan uterus, mengakibatkan atonia uteri yang
dapat menyebabkan nyeri. Lakukan dengan lembut. Perdarahan yang signifikan
dapat terjadi karena penyebab lain selain atoni uteri.
-
Dorongan pada plasenta diupayakan
dengan tekanan manual pada fundus uteri. Bila perdarahan berlanjut pengeluaran
plasenta secara manual harus dilakukan.
- Pantau tipe
dan jumlah perdarahan serta konsistensi uterus yang menyertai selama berlangsungnya
hal tersebut. Waspada terhadap darah yang berwarna merah dan uterus yang
relaksasi yang berindikasi atoni uteri atau fragmen plasenta yang tertahan.
Perdarahan vagina berwarna merah terang dan kontra indikasi uterus,
mengindikasikan perdarahan akibat adanya laserasi.
- Berikan
kompres es salama jam pertama setelah kelahiran pada ibu yang beresiko mengalami hematoma vagina. Jika hematoma terbentuk, gunakan
rendam duduk setelah 12 jam.
- Pertahankan
pemberian cairan IV dan mulai cairan IV kedua dengan ukuran jarum 18, untuk
pemberian produk darah, jika diperlukan. Kirim contoh darah untuk penentuan
golongan dan pemeriksaan silang, jika pemeriksaan ini belum dilakukan diruang
persalinan.
- Pemberian 20
unit oksitodin dalam 1000 ml larutan RL atau saline normal, terbukti efektif
bila diberikan infus intra vena + 10 ml/mnt bersama dengan mengurut uterus
secara efektif
- Bila cara
diatas tidak efektif, ergonovine 0,2 mg yang diberikan secara IV, dapat
merangsang uterus untuk berkontraksi dan berelaksasi dengan baik, untuk
mengatasi perdarahan dari tempat implantasi plasenta.
- Pantau
asupan dan haluaran cairan setiap jam. Pada awalnya masukan kateter foley untuk
memastikan keakuratan perhitungan haluaran.
- Berikan
oksigen malalui masker atau nasal kanula. Dengan laju 7-10 L/menit bila
terdapat tanda kegawatan pernafasan.
Trima kasih untuk sharingnya sangat bermanfaat.. kebetulan saya baru dideteksi oleh seorang teman adik yang berprofesi seorang dokter umum,terjadi Hematoma Biasa pada bawah kuku jempol kaki kanan. Ini sdh hari ke4,katanya minimal harus ke klinik terdekat untuk dicabut kuku, stlh itu diapakan y? sbab pembicaraan kami terputus. jujur saya takut dengan operasi kecil/besar. brp biayanya y?
BalasHapus